Pages

Selasa, 12 Agustus 2014

Pada Musim Hujan Kali Ini…


Menurutmu, bagaimanakah rasanya kehilangan orang yg paling dicintai dalam hidup? Sakit pastinya. Bagiku, seperti kehilangan satu-satunya harapan untuk hidup. Pernyataan itu sebenarnya pernah kuungkapkan dalam status saya di fb (agak lamami). sesuatu yang juga tak kutau mengapa saya merasa perlu membaginya. Tapi sungguh, saya pernah merasa menyesal sekali karena menuliskanya. Bahkan, sering ingin marah pada diri saya. Belakangan ini, saya merasa terlalu dikuasai sama fb, hingga segala sesuatunya mesti dishare, mesti melapor. Itulah, sebenarnya saya pun tidak bgitu nyaman sama orang yg terlalu sering curhat di fb. Ingin sekali kukatakan, bahwa fb itu bukan apa2, tak harus menjadi semacam candu yang mudah sekali mengatur hidup. Sebenanya, saya pun telah beberapa kali berencana menutup akun saya, meskpun tak pernah jadi sampai sekarang.

Dari dulu memang kusadari, saya memang tak pandai mengungkapkan sesuatu dengan cara yang lucu dan menyenangkan, tak pernah saya bisa menggoda orang dengan ceita tak masuk akal namun disenangi, apalagi membuat org menangis karena ceritaku. Mungkin seperti yang selama ini org sangka: saya terlalu gugup, terlalu pesimis. Maka kuputuskan saja untuk mengungkapkan segalanya dengan menulis. Sesuatu yang menurutku lebih saya kuasai ketimbang berbicara langsung.

Makanya, saat ini kuputuskan untuk menuliskan semuanya, dan mungkin takkan kujawab tentang musabab pertanyaan yg kulontarkan di awal tadi. Kalau saya bersedih, mestikah ada alasannya? Harusnya ya, segala sesuatu yg terjadi memang butuh alasan. Tapi ini? Saya sendiri tak tau bisa bgini, hingga saya merasa tak butuh alasan utk bersedih, atau lebih tepatnya tak perlu kukatakan padamu alasannya, karena tak dikatakan pun pasti tahu. Pun, saya tak bgitu senang dgn nasehat yang memintaku tabah, sabar, dan semacamnya.

Kehilangan org dicintai memang sakit. Seperti kehilangan segalanya, kekuatannya mampu melenyapkan segala mimpi, bahagia, dan membuat kita seolah tak berjarak dengan sepi. ia hadir begitu saja tanpa kuasa dibendung, tanpa bisa dicegah, lalu kemudian  membawa lari satu2nya alasan utk melanjutkan hidup. Sekedar tahu saja, ia sangat mencintaiku, bahkan sebelum kepergiannyapun namaku selalu disebutnya, bahwa betapa ia ingin diriku jd org . Dan betapa aku pun berupaya mewujudkan yg ia inginkan dariku, tapi tak sempat lagi.

Lamami memang beliau pergi, sudah lebih 8 bulan, tepat di akhir tahun, dan dimusim hujan. Tapi sejak saat itu selalu ada masalah dengan diri kalau sedang sendirian, kalau bukan takut, pasti menangis, dan hujan menjadi musim yg datang tak beraturan di hati, semaunya. Lalu, semuanya terjadi begitu saja, seperti tak membutuhkan alasan utk terjadi. Juga menjadi slah satu pengompor utk mewujudkan cita-cita lamaku untuk pergi, dirantau, meninggalkan makassar dan kampungku.

Entah ini karena apa, sy merasa kek… hidupku bermula dari situ. Dan lagi2 entah knp, pada musim hujan kali ini saya mrasa perlu menuliskan ini dsini. Juga, ini adalah rencana ksekian saya utk tak terlalu aktif membuka fb saya, atau membukanya hanya utk sesuatu yg penting saja.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar