*Ambillah hikmah walau dari mana asalnya..
Aku tertegun menatapmu gadis.
Aku tertegun menatapmu gadis.
Menangisi seseorang lelaki yg mematahkan hatimu..
Ingin ku marah dan meneriakimu..
“Tak perlu seperti ini, jangan buang percuma air matamu”
tapi aku tak bisa menambah sakit hatimu..
Dan ku hanya terdiam mendengar semua keluh dan sakitmu..
Cinta, sebuah rasa yang tak mampu ku cerna.
Datang dan pergi tanpa kau duga..
Namun ku yakin itu tetaplah anugrah..
Karena tanpa cinta hidup adalah derita..
Aku pun tak menampik betapa indah cinta dan mencinta.
Entahlah, ku tak mampu menggambarkan dalam untaian kata, semua hanya hamparan rasa..
Namun, haruskah, Saat rasa itu menyelimuti, matamu kau butakan..?
Ketika indahnya merekah, haruskah nurani di hinakan..?
Tidak.. Jangan begitu..
Bagiku, mencintaimu cukuplah dengan biasa..
Tak ada kalimat rayu menghibah..
Tak ada harapan tinggi membumbung..
Bagiku jatuh cinta padamu cukup dengan biasa, sangat biasa..
Ku tak butuh ungkapan rasa yang mampu menumbuhkan ranjau didada..
Tak perlu kalimat pujian yang menyemai riya’ di hati..
Ku mencintai dangan caraku yang biasa..
Karena ku tahu akhirnya nanti takdir Ilahi yg terjadi..
Karena ku mencintai dengan biasa,
maka ketika ku tahu kau jauh dari sempurna, maka bagiku itu adalah wajar..
Ketika ku dapati kau dalam salah, maka ku tahu kaupun manusia biasa..
Ku mencintai dia yang biasa..
Ku tak akan pernah berharap kau seorang sempurna, karena akupun jauh dari sempurna..
Ku tak akan terpikat pada yang merasa dirinya luar biasa..
Ku hanya mencintaimu karena kau begitu biasa..
Yang ku cinta bukanlah bidadari karena akupun tak sesuci malaikat..
Mencintai dengan biasa,
maka ku tak mau ada khalwat yang menjebak..
Tak ada tatapan rindu membuncah..
Tak ada ungkapan cinta merayu..
Tak akan ada ikatan semu sehina pacaran. Apalagi yg dibumbui dgn ‘islami’..
Tak ada pertemuan sebelum ijab di lontarkan..
Agar, kiranya takdirNya tak menyatukanmu denganku..
Maka akan ku tanggapi dengan biasa, sangat biasa..
Tanpa air mata..
Tanpa rasa sesak di dada..
Tanpa benci yg menggumpal..
Mencintai dengan biasa..
Cukup disini, di dalam hati,
tak perlu ada yang tahu,
bahkan kau pun tak perlu tahu..
Mencintai dengan biasa,
dengan menitipkan cintaku padaNya Sang Pemilik cinta..
Sang pengatur segala..
Hingga saatnya nanti, jika Dia berkenan menyatukan kita dalam indahnya ikatan suci..
Maka ketika ijab telah terlontar..
Ketika hijab telah tersingkap..
Ketika cintamu telah memilihku..
Keren... bikin tersentuh.. :)
BalasHapus